Blog yang Lainnya

Selasa, 02 Agustus 2011

Nyamuk Antimalaria Hasil Rekayasa Genetika

Untuk mengatasi malaria yang masih menjadi momok dunia, para ilmuwan mengembangkan nyamuk antimalaria dengan teknik rekayasa genetika. Nyamuk transgenik yang memiliki daya tahan lebih tinggi ini diharapkan dapat menggeser populasi nyamuk liar yang membawa parasit malaria.
Dr. Mauro Marrelli dan sejumlah koleganya dari Universitas Johns Hopkins di Maryland, AS menyisipkan sebuah gen ke tubuh nyamuk agar tidak terinfeksi parasit malaria. Mereka juga menyisipkan gen yang membuat mata nyamuk berpendar hijau untuk membedakannya dengan nyamuk asli.
Dalam percobaannya di laboratorium, nyamuk transgenik dan nyamuk liar dilepas dengan jumlah populasi yang sama ke kandang tikus yang terinfeksi parasit malaria. Setelah masa reproduksi hingga generasi kesembilan, nyamuk hasil rekayasa ternyata bertahan hidup lebih lama. Sekitar 70 persen total populasi adalah nyamuk yang matanya berpendar hijau ini.
"Sepanjang pengetahuan kami, tidak seorangpun yang sebelumnya berhasil membuat nyamuk transgenik yang memiliki daya tahan lebih tinggi dari non-transgenik," ujar Marrelli dalam laporannya di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences. Selain daya tahan hidup yang lebih kuat, nyamuk hasil rekayasa genetika juga menghasilkan telur lebih banyak.
Namun, jika dilepaskan ke kandang tikus yang sehat, populasi nyamuk transgenik dan yang bukan tetap seimbang. Padahal, agar berhasil diimplementasikan di alam, nyamuk transgenik harus tetap dominan dalam kondisi apapun. Lagipula, parasit malaria yang diuji coba Plasmodium berghei yang menyerang tikus, bukan parasit yang menyerang manusia. .

Tidak ada komentar: